Ramadhan 1445 H sudah berlalu. Tentunya berlalunya Ramadhan tidak berarti selesai segala amaliah yang sudah dilatihkan selama Ramadhan.
Syawal yang berarti peningkatan merupakan sebuah inspirasi dari agar kita berusaha meningkatkan semangat pasca Ramadhan, minimal untuk mempertahankan semangat Ramadhan.
Ada tiga "M" yang bisa kita gunakan untuk tetap mempertahankan semangat Ramadhan.
M Pertama: Muhasabah.
Muhasabah mengandung artinya instrospeksi diri. Bagaimana amalan Ramadhan yang sudah kita laksanakan, sudahkah optimal? atau masih jauh dari harapan? Atau bahkan biasa-biasa saja?
Tentunya kita sendiri yang lebih mengetahui.
Kemauan kita untuk mengintrospeksi, menakar diri adalah sebuah bentuk kecerdasan kita. Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Q.S. Al Hasyr 18:
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ }
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Inilah sebuah muhasabah. Sebagaimana perintah Rasulullah untuk selalu menghisab diri, menghitung-hitung diri dan beramal untuk kehidupan setelah mati.
Al kayyisu man daana nafsahu, wa amila limaa ba'dal maut...(H.R. Tirmidzi).
Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Yaitu kehidupan sejati yang abadi di Akhirat kelak.
M kedua: Mujahadah
{ وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٰهِيمَۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ }
[Surat Al-Hajj: 78]
Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur`ān) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Setelah Ramadhan kita dilatih Allah dengan berbagai kebaikan, maka kita butuh berjihad..bersungguh sungguh untuk menjaga kebaikan selama Ramadhan. Jihad dengan sebenar- benarnya jihad. Kalau pada Ramadhan kita terbiasa tarawih maka setelah itu kita bisa tetap melaksanakan tahajud semampu kita minimal sepekan sekali. Kalau kita telah bersedekah selama Ramadhan dengan memberi ta'jil dan juga berzakat di akhir Ramadhan maka di Syawal dan bulan-bulan lain kita bisa mengamalkannya dengan sedekah kita untuk fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
M Ketiga: Muroqobah
Muroqobah artinya merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT. Kita harus menyadari bahwa kita berada selalu dalam pengawasan Allah SWT dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun juga kondisi kita. Maka, perlulah diri ini ketika akan berbuat menyimpang, berbuat maksiat langsung ingat bahwa Allah SWT mengawasi tingkah laku dan gerak gerik kita bahkan mengetahui lintasan pikiran dan hati kita.
Kepekaan kita terhadap pengawasan Allah akan membuat kita lebih berhati-hati bahkan segera menjauh begitu ada kejahatan dan penyimpangan. Sebagaimana Nabi Yusuf a.s. ketika digoda oleh Zulaikha:
{ وَلَقَدۡ هَمَّتۡ بِهِۦۖ وَهَمَّ بِهَا لَوۡلَآ أَن رَّءَا بُرۡهَٰنَ رَبِّهِۦۚ كَذَٰلِكَ لِنَصۡرِفَ عَنۡهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلۡفَحۡشَآءَۚ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ }
[Surat Yusuf: 24]
Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.
Demikianlah tiga "M" yang bisa mempertahankan semangat Ramadhan kita Insya Allah.
Semoga Allah bisa menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa sebagaimana tujuan Ramadhan.
Aamiin Aamiin ya Rabbal Aalaamiin.