Dalam satu tahun Ada 12 bulan, Allah istimewakan 4 bulan sebagai bulan haram. Dzulqoidah, dzulhijjah dan Muharram yang berturut-turut. Dan satu bulan terpisah yaitu Rajab. Mengapa Allah berikan bulan-bulan tersebut? Agar pada bulan2 tersebut kita meningkatkan amalan dan meninggalkan kemaksiatan seootimal mungkin. Bagi seorang muslim bila dilewatkan satu hari tanpa maksiat maka itulah hari Raya. Lihat kembali pada Quran Surat At Taubah dan Q.S. Al Baqarah
Ash shadiqin kita berharap menjadi bagian dari orang yang bersungguh-sungguh dalam Konsep Ash Shadiqin. Kesungguhan di masyarakat ada banyak bentuk kesungguhan di jalan Allah:
1. Nekat Fiisabilillah
Sebagai contoh orang yang nekat menikah padahal kondisi fakir maka inilah yang disebut dengan ashidqun.
Kata Haqqun adalah kata yang pasti terjadi sebagai janji Allah sebagaimana kata Laallakum.
Rumah tangga selama menikah adalah sebuah fitnah. Maka menikah yang didalamnya banyak ujian ketika seorang menikah untuk mendapat Ridho Allah semata maka banyak pahala yang akan didapatkan. Menikah dengan janda lebih tinggi pahalanya seperti orang yang jihad di jalan Allah. Membantu secara "Dzakiron wa Batinan". Maka dalam sejarah para shahabiyah banyak yang menikahi 3 s.d. 5 suami. Tidak lama menjandanya karena dinikahi para shahabat yang kemudian juga syahid. Salah satu Shahabiyan yang terkenal adalah Atiqah. Sampai Rasul Bersabda barangsiapa "ingin menjadi syahid maka nikahilah atiqoh". Selama seorang mempunyai shidqun niyah maka Allah akan membantu hambanya. Baik di dunia, di akhirat bahkan dunia Akhirat.
Dalam akhir Juz 10 dalam Q.S. At Taubah disampaikan bahwa adanya 7 orangvdari kalangan sahabat yang selalu punya kesungguhan dalam jihad selama hidup bersama Rasulullah dan tidak mau ketinggalan dalam setiap perang yang diikuti Rasulullah. Saat perang tabuk, dimana menghadapi Romawi, saat itu diumumkan bahwa perang tabuk masing-masing sahabat harus membiayai diri untuk perang tersebut. Seorang Sahabat Abu Haitsam, yang berkecukupan namun agak bersantai-santai. Sehingga ketika pasukan tabuk berangkat beliau masih bersantai di kebun bersama kedua istrinya. Namun Allah kemudian memberikan menggugah beliau untuk mengingat bagaimana beliau sangat buruk ketika bersantai sementara Rasulullah sangat kesulitan , kehausan dan lain lain.
Ada 7 orang shabat yang hanya mempunyai shiddiqun niyah namun tidak memiliki dana dan akomodasi untuk berangkat dan dilarang oleh Rasulullah SAW kemudian meneteskan air mata. Tiga Orang ditarik abdullah bin Abbas, 1 orang diikutkan oleh usman bin Affan, 3 orang sisanya tertinggal di Madinah namun senantiasa menunggu informasi tentang perang tabuk. Baik minashadiqin maupun maashadiqin adalah yang dapat mengejar gelar ashadiqun. Inilah tanda bahwa orang yang perlu ditarbiyah lagi adalah orang yang selalu menunda-menunda bahkan Orang-orang yang khawarif tidak mau mebela Islam.
Maka harapan kami Shidqun Niyah menjadi dasaran awal agar kemudian nekat fisabilillah dalam taat kepada Allah SWT. Apalagi bagi para pecinta Al Quran.
Apapun kelemahan kita apabila ada shidqun niyah maka pasti akan dibantu Allah. Apalagi interaksi dengan Al Quran. Ada 8 taamul dengan Al quran:
1. Tilawah. Aslinya semua orang bisa. Namun tanpa shidqun niyah maka bisa pasif dan kemudian hilang. Bisa Rutin dan kemudian istiqomah maka butuh shidqunniyah ini.
2. Tahfidz. Menghafal butuh effort karena didalamnya tidak sekedar ada proses berfikir namun ada pula proses tadzkiyah dan tadzkir. Karena kita hafal sebuah ayat atau surat yasin maka pastilah ayat atau surat tersebut pernah lewat di lidah kita ribuan kali.
3. Tafsir
4. Tadabbur (pemahaman)
5. Talim
6. Taalum
7. Tathbiq (dilaksanakan dalam kehidupan)
8. Tadaawi (mengobati diri dengan Al quran)
8 hal diatas ini harus kita berdoa agar mampu melakukannya. Maka doa kita yang merupakan ash shilahul mukminin adalah sebuah ashidqun niyah pula.
Hal ketiga orang yang punya ashsidqun niyah maka akan dikumpulkan dan dicintai dengan orang yang mempunyai ash shidqun niyah pula.
Mari kita niatkan 8 hal taamul Quran ini menjadi sarana mendidik para siswa kita.
Kalau kamu sibuk dengan urusan negara maka saya sedang sibuk dengan Al Quran yang sedang memiliki konsep bernegara.
Bukan sekedar mengatur negara hanya dengan akal manusia atau akal akalan manusia. Karena pastinya orang yang mebgatur negara tanpa quran sama saja dengan firaun yang mengatur negara hanya dengan akalnya semata bukan mengikuti ajaran Nabi Musa a.s.
Orang-orang yang shadiqin akan dievaluasi Oleh Allah swt. Bagaimana bila orang yang tidak shadiqin, munafiqin, kafirin dll?
Maka tentunya evaluasinya tidak akan sesulit yang mempunyai Ash shidqun niyah itu.