Pada Postingan yang lalu Selasa, 20 September 2022 tentang Panduan Memilih Sekolah , Saya menyampaikan bahwa Dua lembaga penting dalam pendidikan anak adalah keluarga dan sekolah. Dua-duanya harus menjalankan tugas dengan baik dan saling melengkapi. Dua tugas utama dalam memberikan pendidikan kepada putra putri kita adalah Tarbiyah dan Riayah.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak sekedar memberikan wawasan(tarbiyah) semata namun yang utama adalah riayah karakter siswa
Tarbiyah mengandung arti pendidikan yang cenderung pada pemberian pengetahuan atau wawasan keilmuan. Aspek kognitif lebih ditonjolkan dalam sisi ini.
Riayah mengandung arti pendidikan yang lebih mendalam yakni pembinaan, pengasuhan dan pembimbingan.
Ketika saya mengikuti Agenda Khotmil Al Quran dan Wisuda Tahfidz di SDIT Buah Hati Pemalang, Kami mendapatkan sebuah hikmah yang luar biasa.
Habib Ridho, mubaligh yang menjadi Pembicara pada saat itu mampu menyentak pikiran dan hati Saya dan Saya Yakin menyentak pikiran dan hati para Orangtua siswa yang hadir saat itu.
Beliau menyampaikan Bahwa Orangtua bisa berbuat Durhaka kepada putra-putrinya bila telah menyekolahkan di Sekolah Islam yang membekali putra putrinya dengan bekal Adab dan pengetahuan Al Quran kepada Putra putrinya, namun ketika Naik jenjang kemudian dimasukkan ke dalam Sekolah yang tidak memiliki penjagaan terhadap Al Quran dan Nilai Keislaman. Inilah sebuah wujud Kedurhakaan Orangtua.
Saya sebagai pendidik di sekolah Islam langsung teringat beberapa pengalaman di Masa lalu yang masih fresh bahwa apa yang disampaikan oleh Habib Ridho adalah benar adanya. Ada murid kami yang melanjutkan di sebuah sekolah negeri, kebetulan saat itu, kami mengantarkan lomba OLimpiade Mata Pelajaran siswa SMP IT Tsamrotul Fuad di sebuah sekolah negeri saat itu. Kebetulan saat Lomba adalah saat classmeeting, masa tenang tanpa pembelajaran setelah Penilaian Tengah Semester. Saya bertemu anak kami tersebut dalam pakaian yang sungguh jauh dari nilai Islam. Dia adalah seorang Gadis. namun saat itu saya melihat yang menggunakan celana jins pensil yang sangat ketat dengan Kaus berwarna putih yang juga ketat dan menunjukkan lekuk tubuhnya. walaupun mengenakan kerudung namun juga tidak menutupi Dadanya sebagaimana perintah Allah dalam Al Quran.
Saya hanya bertanya saat itu, "mbak, kenapa pakaiannya seperti itu? kemudian sambil malu-malu ia menjawab, ïa tadz, ini kesepakatan kelas, setiap kelas diminta untuk pakai outfit yang sama. dan akhirnya saya juga ikut.
Sungguh kaget saya terhadap jawaban ananda, kenapa? karena waktu enam tahun yang sudah diberikan pembinaan untuk menjaga aurat dapat dengan mudah terhapus karena kesepakatan kelas, kesepakatan Lingkungan yang sangat tidak islami.
jadi, apakah Bapak Ibu dan kita semua akan mendurhakai anak-anak kita dengan lingkungan yang tidak islami?
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Manusia Rabbani
Pagi ini kami mendapat Taujih Rabbani dari Ustadz Tamim Aziz, Lc dalam Forum Silaturahim Kepala Sekolah (FORSIKA) JSIT Indonesia Korda Pekal...
-
Alhamdulillah setelah mengikuti Proses PPG Piloting Tahap 1 di Universitas Negeri Semarang, saya berkesempatan mengikuti Yudisium atau wisud...
-
Ramadhan 1445 H sudah berlalu. Tentunya berlalunya Ramadhan tidak berarti selesai segala amaliah yang sudah dilatihkan selama Ra...
-
Alhamdulillah Prosesi wisuda dan yudisium PPG bagi guru tertentu Piloting 1 telah terlangsungkan. Sambutan Lulusan disampaikan o...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar