Pemalang, Pekalongan, Batang, Weleri-Kendal, Semarang Poncol..lima stasiun dilewati dalam perjalanan safar ini..sampai Semarang, dijemput rekan kami Kak Mila dam Kak Ircham dua kakak pengantin baru yang lupa hari ini malam minggu. Kalau saya tanya apa sebabnya? Karena setiap hari adalah Malam minggu:). Begitulah pengantin baru.
Benar saja, Kota besar padat merayap jalannya di malam minggu. Kami diajak makan malam, makan malam saja beda kota Soto Kudus. Kudus adalah salah satu kota bersejarah juga. Sejarah Islam Indonesia menyebutkan bahwa sunan Kudus memberi wilayah dakwah barunya dengan tanah Kelahirannya di wilayah Palestina yakni Al Quds. Soto yang bersejarah bukan?
Semarang kami singgah sebentar di rumah Bu Yusi, rumah yang artistik dengan gaya khas arsitek. Benarlah ternyata beliau alumni teknik industri dan bersuami pak Tri yang berprofesi aebagai ahli mebel..saat diskusi di depan rumah diatas kursi rotan yang ternyata adalah rotan sintetis yang tampak seperti Rotan asli beliau juga adalah pekerja yang biasa mengambil mebel antar kota antar propinsi, beliau sering ngambil di daerah Cirebon. Daerah Cirebon sendiri adalah Daerah yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah setelah beliau mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa dan kemudian membangun kesultanan Banten. Kota dan budaya di Indonesia itu satu dan terhubung bukan? Apakah faktor pemersatu itu menurut pembaca?
11.20 p.m. kita melanjutkan perjalanan menuju Yogya. Tahukah pembaca apa kepanjangan p.m.? Kata guru saya dulu p.m itu "peteng man" artinya waktu gelap. Kalau a.m berarti apa? Inilah guru yang membantu siswa untuk mengingat:). Jalur Tanpa Tol, melalui jalur biasa, melalui gerbang bertuliskan selamat Datang Kab. Semarang dan keluar gerbang dengan tulisan selamat Jalan Kota Ungaran. Apakah bedanya? Kab semarang dengan kota Ungaran? Bila pembaca tahu cobalah menulisnya di kolom balasan. Tampaknya ada banyak kota kabupaten di Jawa Tengah dengan pola seperti ini sepanjang pengetahuan saya.
Saat ini kami melewati Ambarawa kota bersejarah pula yang dikenang melalui monumen Palagan Ambarawa dimana jenderal Sudirman sebelum menjadi Panglima berhasil menghalau Belanda diboncengi NICA untuk masuk lebih jauh ke Wilayah Indonesia.
Bicara Palagan Ambarawa saya jadi Ingat Novel Nagasasra Sabuk Inten yang kalau saya rasa mengambil ide dari Palagan ambarawa dimana dua desa yaitu Pingit dan Banyubiru menjadi pusat pergerakan awal Jendral Sudirman. Dalam novel tersebut desa itu disebut dengan tanah perdikan Banyubiru dan Tanah Perdikan Pamingit. Dua Desa yang bergabung untuk mengusir Pasukan Golongan Hitam. Lebih lanjut monggoh baca novelnya sendiri.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar