Sambil bersafar menuju Jogja, saya menulis tulisan ini. Tak sengaja melihat gambar hutan kemudian jadi ingat bahwa saya pernah menjadi anggota satuan karya Pramuka Wanabakti. Salah Satu Saka yang membentuk pribadiku.
Saya mengikuti Jejak Ayah yang juga pembina dan pelatih Pramuka juga Kakakku yang juga merupakan Ketua Dewan Saka Wanabakti.
Saya Masuk Wanabakti pada tahun 2000 dan aktif hingga 2003 di sepanjang masa SMA.
Ada beberapa perkemahan besar yang saya ikuti semasa aktif di Wanabakti. Mulai dari Raimuna Cabang, Peransaka (Perkemahan Antar Saka) Kwarda Jawa Tengah di Tawangmangu hingga Pertiwana (Perkemahan Bakti Saka Wanabakti) Kwartir Daerah Jawa Tengah di Baturraden. Ketiga kegiatan tersebut sangat berkesan bagi diriku. Juga kemah dan kegiatan di Internal Saka sendiri. Kegiatan perkemahan penerimaan anggota Saka di Bantarbolang di tiap tahun juga luar biasa mulai
P dari kegiatan di Desa Kebongede, lanjut di Daerah Sirtu desa Bantarbolang kemudian di daerah Slarang.
Sebagai struktur Dewan Saka, kami juga menjadi ketua dewan Saka dan sempat mengikuti agenda Kanadesa di Karanggeneng. Kanadesa adalah Manajemen Dewan Saka. Bagi saya ini adalah agenda luar biasa yang melatih saya bagaimana berpikir secara admimistratif.
Kecintaan terhadap lingkungan hidup juga dimulai dari sini. Tugas Akhir saat SMA saya menulis sebuah Karya Tulis tentang Cagar Alam Bantarbolang, saat masuk sosiologi UNS semua karya banyak yang diilhami dari masyarakat desa hutan. Bahkan di Akhir masa kuliah saya aktif di LSM Suphel (Solidaritas untuk Pelestarian Hutan dan Lingkungan Hidup). Di LSM selama dua tahun inilah yang saya gunakan pula untuk mencari Data Skripsi Sarjana Sosial dengan judul Pelestarian Hutan dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal Masyarakat Desa Hutan (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Hutan KPH Cepu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar