Kamis, 31 Juli 2025

Adzan Berkumandang di Andalusia setelah berabad-abad berlalu...

 

Dalam kunjungannya ke Spanyol, Saddam Hussein makan bersama Jenderal Franco. Franco mengajaknya berkeliling ibu kota Madrid, namun Saddam menolak dan justru meminta untuk mengunjungi Cordoba.

Ia pergi ke Masjid Cordoba yang telah berubah menjadi gereja. Tak ada yang salat di sana selama lebih dari enam ratus tahun, hingga tahun 1974.
Sesampainya di pelataran masjid agung, ketika diberitahu bahwa waktu salat Zuhur telah masuk, Saddam memandang wajah-wajah rombongannya dan berkata:
“Siapa di antara kalian yang suaranya lantang untuk mengumandangkan azan?”

Seseorang dari rombongan mendekat dan berkata:
“Aku, Tuanku.” Saddam pun menoleh kepadanya dan berkata:
“Naiklah ke atas menara dan kumandangkan azan.”

Itu adalah momen yang penuh kekhusyukan, keheningan menyelimuti semua yang hadir…
Suasana sunyi mencekam hati bangsa Spanyol…

Setelah azan dan salat selesai, Kepala Protokol Spanyol mendekat kepada Saddam Hussein dan berkata:
“Tuanku, ini adalah pertama kalinya suara Allahu Akbar dan azan berkumandang dari menara ini sejak jatuhnya negeri Islam Andalusia berabad-abad yang lalu.”

Saddam tersenyum seperti biasanya, menepuk pundaknya, lalu berkata:
“Kami tak pernah melupakan mereka…
Al-Quds yang utama,
dan Cordoba tetap dalam ingatan.”

Raja Spanyol pun tak berkata sepatah kata pun, dan suasana menjadi hening seketika.

Semoga Allah merahmatinya.

Kamis, 24 Juli 2025

Safar Nusantara 3-Catatan Munas VI Makassar³

Perjalanan Dari Kantor sekretariat JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah menuju Bandara Juanda melalui tol alhamdulillah berjalan lancar. Dua bis meluncur beriringan.
Saya di bis 1 bersama 32 penumpang yang lain.

Berfoto Bersama setiba rombongan di Bandara Juanda Surabaya dan sebelum Check in.





Safar Nusantara 3- Catatan Munas VI Makassar²


Kedatangan para delegasi Munas VI JSIT dari seluruh penjuru Jawa Tengah disambut dengan makanan yang dikenal dengan HIK (hidangan istimewa kampung) konon katanya maksudnya itu. Nasban (nasi bandeng), dua tempe goreng, dan satu sate ati, sungguh nikmat terasa. Sebuah kenikmatan yang harus banyak disyukuri apalagi bila dibandingkan dengan kondisi Saudara-saudara kita di Gaza Palestina yang masih dalam Penjajahan. Terkadang foto-foto yang sangat mengoyak hati membuat kita harus selalu mendoakan Agar Palestina segera merdeka. Penjajahan diatas dunia harus dihapuskan sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Kita.
JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah juga tidak bertopang dagu. Donasi untuk Palestina selalu tidak dilepaskan dalam setiap even kita. Saat Munas ini kita pun ikut serta bela Palestina. Donasi untuk Palestina sudah terhimpun dan siap kita bawa ke Munas untuk diserahkan nantinya ke masyarakat Palestina.
Acara Awal di Sekretariat JSIT adalah Agenda Pelepasan Delegasi oleh Ketua Dewan Pembina JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah. Ustadz DR. H. Anis Tanwir Hadi, M.Pd.I. sekaligus mendoakan perjalanan menuju Surabaya.
Ketua JSIT Indonesia Wilayah mengenakan Kaos Baru rombongan Munas VI JSIT Indonesia dari Jawa Tengah.
Bismillah kita berangkat..


Rabu, 23 Juli 2025

Safar Nusantara 3-Catatan Munas VI Makassar

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil aalaamiin. Hari ini saya berangkat menuju Munas ke VI di Makassar.
Makassar saya kenal hanya dari pelajaran IPS saat belajar Geografi Indonesia.
Pernah saat Mahasiswa saya membeli buku Puisi Karangan D. ZAWAWI IMRON. Penulis Sajak asli Madura namun banyak menulis puisi dan sajak tentang Makassar dan lebih khusus pada masyarakat Suku Bugis. Buku sajak itu berjudul "Berlayar di Pamor Badik".
Beberapa isi sajaknya menceritakan berbagai keindahan Makassar dari kekayaan budayanya.
Bagi saya penikmat Sastra..Dan orang visual, begitu melihat gambar sampul buku sajak saja sudah membayangkan bagaimana kerasnya kehidupan Laut yang penuh perjuangan. Melihatnya juga memahami budaya Badik sebagai wujud budaya senjata namun mengandung semangat jiwa yang luar biasa. Kata-kata badik banyak disampaikan dalam sajak-sajaknya.
Saya mengenal beberapa kota di Makassar juga dari sajak-sajak dalam buku ini. Sajak tentang "Engkau shalat dalam Hutan" menunjukkan identitas keislaman yang mendalam pada jiwa penulis. Hal ini pula yang menimbulkan kekaguman saya pada penulis walau belum pernah bersitatap muka dengan penulis.
Hutan yang dimaksud dalam sajak itu adalah hutan Bantimurung tempat spesies kupu-kupu yang beraneka warna..oleh sebab itu ada kupu-kupu yang menempel pada sujud hamba saat shalat. Indah sekali bukan?
Inilah sajak itu:

ENGKAU SALAT DALAM HUTAN
Ike Soepomo
Bantimurung, 25 November 1986 

Dalam gemuruh air terjun
Kau tegakkan keheningan
Dan buku langit yang menunggumu
Adalah telaga
Adalah juga kehausan 

Kiblat yang kau cari 
Dalam hutan ini 
Seperti yang diisyaratkan jeram 
Menuju wujud 
Dalam balau ketidakpastian 

Pertemuan pun terjadi 
Ketika dahimu menyetuh bumi
Sedang mesjid yang kau dirikan di sini Memberi gejolak baru 
Bagi arus yang menderai 
Sebelum tiba di muara sungai 

Percuma jika kau ukur 
Jarak dari sini ke Mustawan
Karena seorang guru sudah menjelaskan: “hanya sekejap mata
Bagi perjalanan hati 
yang bersayap keihklasan” 
Maka apa lagi 
Ketika angin begini nyaman
Kita pun bukan hanya bagian dari hutan 
Tapi iman 

Dalam sebuah pengembaraan panjang
Bagi rumput, batu, air 
Dan semesta pohonan 
Hingga keringat pun darah 
Sampai bumi juga basah 
Kausebut 
Sejumlah mawar 

Dalam sujud 
Yang mekar tak sekadar wujud 
Ku lihat telunjukmu
yang menunjuk ke-Maha-an itu 
Tiba-tiba dihinggapi kupu-kupu 
Aku tak tahu 
Bagaimana tidak terharu 
sehabis shalat
Engkau masih berzikir
Aku dan alam mengalir
seperti angin, seperti air

Ditulis dalam Kereta Joglosemarkerto, Perjalanan menuju Solo. 13.20 WIB

Sabtu, 19 Juli 2025

Seputar Ten No Kata dan Ten No Ura dalam Kata

Semakin banyak membaca semakin kita mengetahui kebodohan kita terhadap ilmu yang sedang kita tekuni. Pada bab ini Saya akan membahas tentang Ten no kata dan Ten no ura. Istilah ini kami dapatkan ketika membaca Konsep Maai dalam Buku Karangan Sensei Ivan Yulivan Karate-wa Kunshi no Bugei.

Sensei Ivan menulis dalam bukunya sebagai berikut:
 

Ten no Kata dan Ten no Ura adalah konsep yang terkait dengan latihan dan teknik karate.

Ten no Kata: 
Ten no Kata adalah latihan kata (bentuk gerakan) yang dilakukan tanpa lawan, tetapi dengan asumsi bahwa ada lawan yang tidak terlihat. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan teknik, keseimbangan, dan konsentrasi.

Ten no Ura: 
Ten no Ura adalah latihan yang dilakukan dengan lawan yang tidak terlihat, tetapi dengan fokus pada teknik dan gerakan yang tepat. Istilah "Ura" dapat diartikan sebagai "bayangan" atau "tidak terlihat".

Dalam latihan Ten no Kata dan Ten no Ura, karateka (praktisi karate) berlatih untuk meningkatkan kemampuan teknik, keseimbangan, dan konsentrasi, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi lawan yang tidak terduga.

Apakah Bunkai bagian dari ten no kata dan ten no ura?

Bunkai adalah hal yang berbeda karena ada lawan saat melakukan Bunkai. 
Ten no kata dan ten no ura Ini hanya istilah yang biasa di pakai pada gaya okinawa karate misal gaya Shorin-ryu, Shorei-ryu, Shuri-ryu, Tomari-ryu, Motobu-ryu, Goju-ryu
Latihan imajinasi seperti melawan bayangan dalan ten no kata dan ten no ura berupa membayangkan bahwa kita terkadang kita mengejar bayangan dan terkadang kita di kejar bayangan. Pemahaman ini tidak semua orang memilikinya, perlu perjalanan panjang seumur hidup sebagai JALAN SABUK HITAM (kuro obi no michi 黒帯の道)

JALAN SABUK HITAM 

Sebagai seorang Sabuk Hitam Karate maka sangat membutuhkan adanya Pemahaman terhadap Jalan Karate yang ia Pelajari.

Pemahamannya seharusnya ada perbedaan antara tingkatan yudansha (pemegang sabuk hitam) misal ;
Sodan (DAN1) baru mengetahui teknik karate
Nidan (DAN2) baru mengerti teknik karate
Sandan(DAN3) baru menguasai teknik karate
Yondan (DAN 4)baru memiliki teknik karate,

Godan (DAN 5) maka disebut Sensei 先生 (Guru).

Pada Institut Karate-do Indonesia (INKAI員回), setelah menjadi sensei (guru) selama 5 tahun dan kemudian mengikuti ujian ke godan (DAN 5) bila naik tamatlah ajar mengajar karate-do di Institut Karate-Do Indonesia dan bergelar Doktor (S3). Pada Rokudan (DAN 6) yang merupakan  High Level maka dalam tradisi Karate wajib mengikuti ceremony SAMURAI OKUIRI NO GI.
Mengetahui hal ini saya merasa jauh sekali pemahaman saya tentang karate. Terutama dari segi teknik. Benar apa yang disampaikan Guru kami Shihan  Denny Karundeng bahwa membutuhkan waktu seumur hidup untuk belajar Karate.Sayangnya terkadang setelah sabuk hitam awal sudah merasa mengetahui segalanya. Mengaapa dikatakan sepanjang hayat? karena Belajar Karate dilakukan dengan latihan, latihan dan latihan dan terus memperbaiki teknik yang sudah diwariskan turun temurun dari orang-orang sakti yang tercatat dalam sejarah karate okinawa (Pulau Ryukyu).Tode Sakugawa, Matsumura Sokon ,Anko Itosu, Anko Asato, Gichin Funakoshi, dan masa kini diteruskan oleh Masatoshi Nakayama dan Masahiko Tanaka.




Sabtu, 12 Juli 2025

Mengapa Memilih Karate sebagai Olah Fisik Kita?

Buku Karangan Sensei Ivan Yulivan bagus sekali dalam memberikan Panduan bagi kita sebagai Pelatih Karate. Buku Belajar Mengajar Karate-do Karya shihan Denny Karundeng juga sangat mudah untuk memahami Karate-do.
Ada beberapa Hikmah yang akan saya ambil dari buku -buku tersebut: Pada Buku karangan sensei Ivan misalnya tersebut tertulis di Bab 5 berjudul SEMYORYKU: PINTU GERBANG JIWA.
Ada empat Fungsi Latihan Karate yaitu:
1. Karate sebagai Latihan Spiritual
2. Karate sebagai Latihan Fisik
3. Karate sebagai Pertahanan Diri
Saya akan memaparkan sedikit tentang karate sebagai Latihan Fisik. Ciri Latihan karate adalah sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan perlengkapan atau fasilitas khusus.
2. Dalam berlatih dilakukan secara individual maupun kelompok.
3. Kaya akan variasi dan isi.
4. Tidak berbahaya bila dilakukan menenuhi kaidah dan prinsip-prinsip yang benar.

Sebagai pelatih saya sangat menyadari pentingnya latihan fisik bagi siswa baik anak-anak maupun remaja ditengah-tengah arus teknologi yang membuat mereka Mager ( malas gerak). Apalagi bahwa otot manusia sangat perlu dilatih sejak dini agar saat mereka dewasa dan menuju tua, otot mereka tetap memiliki massa otot yang ajeg yang tentunya harus melalui Latihan Rutin dan beban tertentu bagi otot.
Di karate hal tersebut ada. Latihan Memukul (Tsuki),  menangkis (Uke), tendangan (geri), atau dorongan dan lemparan (uchi) mampu melatih bagian otot-otot pada tubuh manusia secara utuh.
Secara Ilmiah, otot memang harus dilatih karena selain menjaga massa otot, maka dengan latihan akan membentuk memori otot (myelin) yang berguna untuk menyiapkan otot dalam kondisi-kondisi yang berat bagi tubuh manusia.
Maka benarlah salah satu prinsip dalam bela diri karate yang disebut sebagai berikut:

Kamae wa Shoshinsa ni ato wa shizentai
Pemula pertama-tama harus menguasai Kuda-kuda dan sikap badan rendah, posisi badan alamiah (wajar) untuk tingkat lanjut.

Maka mari kita ajak anak-anak kita juga saudara-saudara kita untuk berlatih karate..
Siapkah Anda?

Selasa, 08 Juli 2025

Bergeraklah Mengikuti Lawanmu.

 

Saat melatih Karate di Dojo Pondok Pesantren Al Asma 88 Nyamplungsari, saya menemukan kebenaran dari Salah satu Prinsip Karate. Ada 20 Prinsip Karate menurut Gichin Funakoshi. Salah satunya adalah bergeraklah mengikuti (sesuai dengan) lawanmu.

Saat melatih Aplikasi Kata Heian Shodan, saat itu saya meminta salah satu Kohei untuk maju memukul saat saya memberikan aplikasi Gerakan ke 10 maka saya berpikir akan menangkis gerakan pukulan maju Oi tsuki Cudan namun ternyata kohei kami melakukan Gyaku Tsuki ke arah Jodan. Tentunya pukulan tersebut tak tertangkis dengan baik bahkan masuk. bila mendapat pukulan tersebut akan lebih baik menggunakan gerakan heian Shodan ke 18 yang menggunakan Shuto Uke tapi tentunya dengan sedikit mengangkat ke atas sesuai datangnya serangan. 

oleh sebab itu prinsip, bergerak mengikuti gerakan lawan sangatlah penting untuk kita lakukan. 


 

 

UJIAN KYU DAN PELANTIKAN PENGURUS INKAI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2025

    Pengurus Kabupaten (Pengkab) Institut Karate-do Indonesia (INKAI) Pemalang melaksanakan Agenda Pelantikan Pengurus Kabupaten Inkai Pemal...